Anda bisa bayangkan bagaimana rasanya hidup tanpa listrik.
Membosankan – tidak ada televisi, tidak ada MP3 player, tidak ada video game. Sepi dan terdampar – tidak ada komputer, tidak ada internet, tidak ada ponsel. Gelap dimalam hari, selain kobaran kayu bakar.
Dan tentang kayu bakar itu – anda atau seseorang dari keluarga anda harus mengumpulkannya di siang hari, sehingga anda tidak dapat melakukan pekerjaan yang lebih produktif. Kayu bakar tersebut juga digunakan untuk memasak dimana asapnya jauh lebih beracun daripada yang menghirup polusi di kota industri.
Anda akan kekurangan akses kesehatan karena rumah sakit terdekat tidak memiliki tenaga listrik untuk untuk pendinginan obat. Anda sangat miskin – dan tiadanya listrik memastikan anda dan keturunan anda akan tetap miskin seperti itu.
Akses terhadap energi merupakan prasyarat pembangunan manusia. Energi dibutuhkan untuk kelangsungan hidup individu, penting untuk penyediaan layanan sosial seperti pendidikan dan kesehatan dan masukan penting ke semua sektor ekonomi dari produksi rumah tangga ataupun pertanian.
Energi pemicu pertumbuhan ekonomi, semakin makmur negara semakin besar konsumsi energinya.
Status suksesnya pembangunan suatu bangsa dan penduduknya berkorelasi erat dengan jenis dan tingkat akses terhadap energi. Tersedianya energi yang siap pakai, akan memberikan peningkatan kondisi perkembangan individu, rumah tangga, masyarakat dan ekonominya. Meningkatkan akses terhadap energi merupakan hal penting bagi pengentasan kemiskinan. Indonesia adalah negara yang konsumsi energi per capita terendah dibandingkan dengan negara sekitar (masih lebih rendah dari Thailand dan Vietnam) meskipun sumberdaya Indonesia sangat melimpah. Inilah tantangan yang harus kita tangani bersama.