Pengurangan ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, seperti energi terbarukan, menjadi sangat penting untuk mengatasi dampak negatifnya terhadap lingkungan.
Dr. Suhardin, M. Pd. Sekretaris LPLH & SDA MUI
Energi fosil, seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam, telah menjadi sumber utama energi dunia selama beberapa dekade.
Namun, penggunaan energi fosil memiliki dampak serius terhadap lingkungan, pertama, emisi Gas Rumah Kaca (GRK), salah satu dampak paling signifikan dari penggunaan energi fosil, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan oksida nitrat (N2O).
Gas-gas ini menangkap panas di atmosfer bumi, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Peningkatan suhu global dapat menyebabkan cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan perubahan yang signifikan dalam ekosistem.
Kedua, polusi udara, pembakaran energi fosil menghasilkan emisi polutan udara, termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat. Ini dapat mengakibatkan pencemaran udara yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan menyebabkan berbagai masalah pernapasan, termasuk asma dan penyakit pernapasan kronis.
Inilah yang tengah kita rasakan sekarang, masyarakat mengalami kesulitan bernafas, radang tenggorokan, isfa, penyumbatan saluran pernapasan, reak yang menggumpal di tenggorokan, batuk dan flu.
Ketiga, asam hujan, emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida dapat menyebabkan terbentuknya asam hujan. Asam hujan dapat merusak ekosistem perairan dan hutan, serta merusak bangunan dan infrastruktur.
Keempat, kerusakan ekosistem, eksplorasi, ekstraksi, dan pembakaran energi fosil dapat merusak ekosistem alami, termasuk hutan, lahan basah, dan perairan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya habitat bagi banyak spesies dan mengancam keanekaragaman hayati.
Kelima, pencemaran air dan tanah, energi fosil juga dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah. Kebocoran minyak dan gas dari sumur minyak dan pipa bisa merusak ekosistem air dan tanah serta menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius.
Keenam, kerusakan lanskap, pertambangan batubara dan minyak bumi sering mengakibatkan kerusakan lanskap yang signifikan. Ini termasuk penggalian tambang terbuka, pembabatan hutan, dan degradasi lahan.
Ketujuh, masalah kesehatan masyarakat, polusi udara dan air yang disebabkan oleh energi fosil dapat menyebabkan masalah kesehatan masyarakat, termasuk penyakit pernapasan, penyakit jantung, dan kanker.
Kedelapan, ketergantungan terhadap pasokan energy, bergantung pada energi fosil membuat negara-negara rentan terhadap fluktuasi harga minyak dan gas serta masalah geopolitik terkait dengan pasokan energi.
Pengurangan ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, seperti energi terbarukan, menjadi sangat penting untuk mengatasi dampak negatifnya terhadap lingkungan.
Inilah yang perlu digelorakan dengan isu hijrah energi. Hijrah energi adalah konsep atau upaya untuk menggantikan atau mengurangi penggunaan sumber energi konvensional, yang dapat menyebabkan polusi udara dengan sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Ini adalah salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah polusi udara.
Langkah taktis yang harus dilakukan dalam rangka hijrah energi diantaranya; pertama, menggunakan energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air dapat mengurangi emisi polutan karena sumber-sumber ini biasanya tidak menghasilkan polusi udara saat digunakan.
Panel surya, turbin angin, dan pembangkit listrik tenaga air adalah contoh sumber energi terbarukan yang dapat mengurangi polusi udara.
Kedua, kendaraan listrik, menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik adalah langkah penting dalam mengurangi polusi udara dari sektor transportasi. Kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi gas buang yang mencemari udara.
Ketiga, penggunaan transportasi umum, seperti kereta api, bus, dan metro, dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan raya. Ini membantu mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor.
Keempat, efisiensi energi dalam berbagai sektor, seperti industri, bangunan, dan peralatan rumah tangga, dapat mengurangi konsumsi energi dan, akibatnya, mengurangi emisi polutan.
Kelima, penggunaan bahan bakar bersih seperti gas alam, propana, atau hidrogen dalam industri dan transportasi dapat mengurangi polusi udara dibandingkan dengan bahan bakar fosil konvensional seperti bensin atau batubara.
Keenam, penghutanan dan penanaman pohon berperan penting dalam menyaring polutan udara. Melakukan penghutanan dan penanaman pohon dapat membantu membersihkan udara dari polutan.
Ketujuh, regulasi lingkungan yang ketat terhadap industri dan sektor lainnya untuk mengendalikan emisi polusi udara. Ini termasuk peraturan terkait emisi gas rumah kaca, partikulat, dan senyawa beracun lainnya.
Kedelapan, pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang dampak polusi udara dan mendorong perilaku yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan sepeda, berbagi kendaraan, dan mengurangi penggunaan produk beracun, juga dapat membantu mengurangi polusi udara.
Hijrah Energi adalah langkah yang penting dalam upaya melawan polusi udara, dan kombinasi dari berbagai solusi di atas dapat membantu mengurangi dampak negatif polusi udara terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Dengan mengadopsi energi bersih dan berkelanjutan, kita dapat meminimalkan polusi udara dan memperbaiki kualitas udara di sekitar kita, memberikan kenyamanan dan kehusukan dalam beribadah kepada Allah SWT.***